JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (Lazismu UMY) kembali meluncurkan Program Da’i Mukim yang difokuskan pada pendampingan komunitas mualaf serta kelompok masyarakat rentan.
Kegiatan tersebut diresmikan melalui seremoni penerjunan da’i dan penandatanganan nota kesepahaman dengan empat Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Sabtu (4/10/2025), di Amphitheater Gedung Djarnawi Hadikusumo, Kampus Terpadu UMY.
Program Da’i Mukim menjadi bagian dari upaya integratif Lazismu UMY dalam menyalurkan dana zakat, infak, dan sedekah, yang dihubungkan dengan kaderisasi ulama serta pengabdian masyarakat.
Langkah ini diharapkan memberi dampak nyata di tingkat akar rumput, khususnya bagi masyarakat di wilayah pedesaan dan komunitas terpencil.
Acara dihadiri perwakilan dari empat PCM serta tujuh da’i yang akan diterjunkan ke empat kabupaten di dua provinsi, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Manajer Eksekutif Lazismu UMY, Rozikan, menyampaikan bahwa lembaganya memberikan beasiswa penuh bagi mahasiswa Ma’had Ali bin Abi Thalib UMY, dengan komitmen pengabdian minimal enam bulan setelah menyelesaikan pendidikan.
“Ini merupakan bentuk kolaborasi antara Lazismu dan Ma’had Ali. Para penerima beasiswa wajib mengabdi di lokasi yang telah ditentukan, mendampingi komunitas mualaf dan kelompok rentan,” ujar Rozikan.
Pada periode kali ini, para da’i akan ditempatkan di empat wilayah, yakni Kecamatan Girimulya (Kulon Progo), Kecamatan Girisubo (Gunungkidul), Kecamatan Minggir (Sleman), dan Kecamatan Bukul (Magelang).
Program ini dirancang dengan sistem rotasi setiap enam bulan agar keberlanjutan dan regenerasi da’i tetap terjaga.
Rozikan menuturkan, keberhasilan program sebelumnya di Kulon Progo menunjukkan hasil nyata. Komunitas mualaf yang awalnya ragu kini mulai mandiri mengelola kegiatan keagamaan.
“Alhamdulillah, mereka kini sudah berani tampil dan memimpin kegiatan sendiri. Ini menjadi indikator keberhasilan yang patut disyukuri,” ucapnya.
Perwakilan PCM Girisubo, Gunungkidul, Wismanto, mengapresiasi kehadiran da’i di wilayahnya. Ia menilai, kehadiran para da’i membawa semangat baru bagi masyarakat.
“Ini sudah lama kami impikan. Antusias masyarakat luar biasa, baik anak-anak maupun orang tua yang belajar Al-Qur’an. Semoga ini menjadi awal berkembangnya syiar Islam di daerah kami,” kata Wismanto.
Program Da’i Mukim menjadi wujud inovasi Lazismu UMY dalam memastikan dana zakat, infak, dan sedekah tidak berhenti pada santunan jangka pendek, melainkan berkembang menjadi instrumen pemberdayaan umat dan transformasi sosial yang berkelanjutan.
Ke depan, Lazismu UMY menegaskan komitmennya memperkuat peran sebagai lembaga filantropi pendidikan sekaligus motor dakwah dan pemberdayaan umat hingga ke pelosok daerah. (ihd)