Buka Pintu WNA Pimpin BUMN, Pakar UMY: Antara Daya Saing dan Kemandirian Nasional

Jumat, 31 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Studi Islam dan Peradaban (FSIP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Muhammad Zakiy, S.E.I., M.Sc. (Dok UMY)

Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Studi Islam dan Peradaban (FSIP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Muhammad Zakiy, S.E.I., M.Sc. (Dok UMY)

JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Pemerintah membuka peluang bagi warga negara asing (WNA) untuk menduduki jabatan pimpinan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2025 tentang BUMN.

Langkah ini memunculkan perdebatan publik, terutama mengenai dampaknya terhadap karier dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) lokal.

Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Studi Islam dan Peradaban (FSIP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Muhammad Zakiy, S.E.I., M.Sc., menilai kebijakan tersebut merupakan langkah rasional untuk memperkuat profesionalisme dan daya saing global BUMN.

“Ini bukan langkah tiba-tiba, tetapi hasil dari proses panjang untuk menjawab kebutuhan perubahan. Dunia usaha kini tak lagi bermain di lingkup lokal. BUMN bersaing bukan hanya dengan perusahaan nasional, tetapi juga dengan pemain global, sehingga standar profesionalisme harus meningkat,” ujar Zakiy dalam wawancara daring, Jumat (31/10/2025).

Menurut Zakiy, pembukaan akses bagi profesional asing merupakan respons terhadap sejumlah persoalan struktural di tubuh BUMN, seperti inefisiensi, rendahnya inovasi, dan beban kerugian di beberapa sektor. Kehadiran pimpinan asing diharapkan dapat mendorong transformasi manajemen serta menjadi sarana transfer knowledge bagi SDM nasional.

“Kolaborasi dengan talenta global bisa menjadi solusi untuk memperbaiki sistem manajemen dan meningkatkan daya saing. Tapi tentu, pengawasan dan regulasinya harus kuat,” kata Zakiy.

Perlu Mekanisme Kontrol

Zakiy menekankan bahwa kebijakan tersebut perlu dibarengi dengan sistem pengawasan dan kontrol ketat agar tidak menimbulkan ketergantungan terhadap tenaga asing. “Kesempatan bagi profesional asing jangan sampai menghambat proses kaderisasi pemimpin nasional. Kolaborasi global penting, tapi kemandirian bangsa tetap harus menjadi tujuan utama,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya transparansi dalam proses rekrutmen dan penunjukan pimpinan asing di BUMN. Menurutnya, publik berhak mengetahui alasan dan pertimbangan di balik setiap keputusan. “Yang paling penting adalah proses seleksi dan alasannya disampaikan secara terbuka. Jangan sampai muncul kesan bahwa pemerintah lebih percaya pada orang asing dibandingkan warganya sendiri,” tuturnya.

Tantangan bagi SDM Lokal

Terkait kekhawatiran berkurangnya ruang bagi talenta nasional, Zakiy berpendapat bahwa kebijakan ini justru menjadi pemicu peningkatan kualitas SDM dalam negeri. “Perubahan itu tidak menunggu kita siap. Justru kita yang harus menyiapkan diri agar bisa bersaing. Kadang masyarakat baru bergerak ketika dipaksa oleh keadaan. Jadi, kebijakan ini bisa menjadi momentum percepatan peningkatan kualitas SDM lokal,” ujarnya.

Kebijakan keterbukaan bagi pimpinan asing di BUMN menjadi langkah baru dalam reformasi korporasi negara. Di satu sisi, diharapkan dapat memperkuat daya saing global; di sisi lain, pemerintah dihadapkan pada tantangan untuk menjaga keseimbangan antara profesionalisme internasional dan kemandirian nasional. (ihd)

Berita Terkait

RUU Keamanan Siber Belum Mendesak, Akademisi UMY Minta Fokus pada Penguatan Sistem
Mahasiswa UMY Ciptakan ‘Scanoma’, Alat Deteksi Dini Kanker Kulit Berbasis AI
Kolaborasi UMY–ITB Dorong Transformasi Pendidikan Tinggi Berbasis Riset
UMY Terima 780 Guru sebagai Peserta PPG, Perkuat Komitmen Cetak Pendidik Profesional
Muhammadiyah Tegaskan Netralitas Politik, Fokus pada Dakwah dan Pencerahan Umat
UMY Bangun Dapur Sentral Modern, Dorong Kemandirian Ekonomi Kampus
UMY Perkuat Riset Pertanian untuk Dukung Ketahanan Pangan Nasional
UMY Dorong Indonesia Beralih ke Tata Kelola Maritim Kolaboratif, Pendekatan Hierarkis Kurang Adaptif

Berita Terkait

Senin, 10 November 2025 - 20:50 WIB

RUU Keamanan Siber Belum Mendesak, Akademisi UMY Minta Fokus pada Penguatan Sistem

Sabtu, 8 November 2025 - 09:22 WIB

Mahasiswa UMY Ciptakan ‘Scanoma’, Alat Deteksi Dini Kanker Kulit Berbasis AI

Kamis, 6 November 2025 - 09:58 WIB

Kolaborasi UMY–ITB Dorong Transformasi Pendidikan Tinggi Berbasis Riset

Rabu, 5 November 2025 - 20:12 WIB

UMY Terima 780 Guru sebagai Peserta PPG, Perkuat Komitmen Cetak Pendidik Profesional

Selasa, 4 November 2025 - 16:58 WIB

Muhammadiyah Tegaskan Netralitas Politik, Fokus pada Dakwah dan Pencerahan Umat

Berita Terbaru