28 Tersangka Kasus Beras Tak Sesuai Mutu, Satgas Pangan Polri Lakukan Penertiban

Selasa, 26 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Satgas Pangan Polri sekaligus Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Pol. Helfi Assegaf (kanan) berikan keterangan kepada wartawan Kantor Ombudsman Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2025). (Antara)

Kepala Satgas Pangan Polri sekaligus Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Pol. Helfi Assegaf (kanan) berikan keterangan kepada wartawan Kantor Ombudsman Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2025). (Antara)

JOGJAOKE.COM, Jakarta— Satuan Tugas Pangan Polri menetapkan 28 orang sebagai tersangka dalam 25 perkara terkait dugaan produksi dan perdagangan beras yang tidak sesuai standar mutu kemasan.

Kasus ini terungkap setelah penyidik menemukan barang bukti sejak Februari 2025.

Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Helfi Assegaf menyebut, mayoritas kasus menyangkut operasional produksi. “Total 25 perkara, 28 tersangka, dan rata-rata semua terkait masalah operasional produksi beras,” ujar Helfi dalam diskusi publik bertema ‘Paradoks Kebijakan Hulu-Hilir Perberasan Nasional’ di Kantor Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2025).

Helfi menegaskan, penegakan hukum dilakukan untuk memberi efek jera. Ia berharap jumlah tersangka tidak bertambah.

“Kami tidak berharap makin bertambah. Dengan penegakan hukum ini, harusnya pelaku usaha mengembalikan mutu beras sesuai yang tertera dalam kemasan,” ucapnya.

Satgas Pangan Polri, lanjut Helfi, tidak akan mencari-cari pelanggaran di pasar, melainkan menertibkan produsen maupun distributor agar mematuhi standar.

“Kami sudah sampaikan supaya produsen dan distributor menjual beras sesuai standar komposisi. Jika label menunjukkan mutu tertentu, maka isinya harus sama,” katanya.

Mengenai dugaan praktik serupa yang sudah terjadi lebih lama, Helfi menyatakan penyidik hanya bisa menyampaikan fakta dari barang bukti yang ditemukan.

“Fakta paling tua yang kami temukan adalah Februari 2025. Kami tidak bisa berandai-andai sebelumnya,” ujarnya. (ihd)

Berita Terkait

Prabowo Saksikan Penyerahan Aset Tambang Ilegal Rp7 Triliun ke PT Timah
Fatwa Muhammadiyah: Mirin Boleh untuk Muslim di Jepang, Tetap Haram di Indonesia
Tragis! Pelajar Imogiri Ditemukan Tewas Gantung Diri di Rumahnya
Pakar HAM UMY Menilai Hilangnya Dua Demonstran sebagai Penghilangan Paksa
Gelapkan Barang Rp1,2 Miliar, Salesman Dituntut Tiga Tahun Penjara
Istana Kembalikan Kartu Identitas Liputan Wartawan CNN Indonesia
Keluarga Minta Presiden Pastikan Kematian Arya Daru Diusut Transparan
26 OBH di DIY Dilibatkan untuk Perluas Bantuan Hukum Masyarakat Miskin

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 16:25 WIB

Prabowo Saksikan Penyerahan Aset Tambang Ilegal Rp7 Triliun ke PT Timah

Minggu, 5 Oktober 2025 - 18:41 WIB

Fatwa Muhammadiyah: Mirin Boleh untuk Muslim di Jepang, Tetap Haram di Indonesia

Minggu, 5 Oktober 2025 - 11:27 WIB

Tragis! Pelajar Imogiri Ditemukan Tewas Gantung Diri di Rumahnya

Rabu, 1 Oktober 2025 - 14:26 WIB

Pakar HAM UMY Menilai Hilangnya Dua Demonstran sebagai Penghilangan Paksa

Rabu, 1 Oktober 2025 - 02:47 WIB

Gelapkan Barang Rp1,2 Miliar, Salesman Dituntut Tiga Tahun Penjara

Berita Terbaru