UMY Gagas Desa Wisata Zero Waste, Model Kelola Sampah Berbasis Komunitas

Minggu, 21 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggagas pengembangan Desa Wisata Zero Waste di Dewi Kajii, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Dok UMY)

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggagas pengembangan Desa Wisata Zero Waste di Dewi Kajii, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (Dok UMY)

JOGJAOKE.COM, Bantul — Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggagas pengembangan Desa Wisata Zero Waste di Dewi Kajii, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Program ini ditujukan menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan yang dapat direplikasi di desa wisata lain.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UMY, Ratih Herningtyas, pada Minggu (21/9/2025), menegaskan desa wisata perlu tetap menjadi sumber ekonomi masyarakat tanpa menambah beban lingkungan. “Inovasi pengelolaan sampah berbasis edukasi dan komunitas adalah kuncinya,” ujarnya.

Melalui program BIMA (Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat), pendekatan zero waste tidak sekadar berhenti pada kampanye, melainkan ditargetkan menjadi budaya baru. Dukungan akademisi, komunitas, dan tokoh agama diharapkan memperkuat Desa Wisata Dewi Kajii sebagai contoh bahwa sampah dapat menjadi berkah bagi warga.

Sebagai bagian dari program, UMY bersama masyarakat setempat menggelar seminar bertema Mengubah Sampah Menjadi Berkah: Edukasi, Ekonomi, dan Lingkungan”. Seminar menghadirkan pendiri Gerakan Sedekah Sampah, Ananto Isworo, penerima penghargaan Kalpataru dari Pemerintah DIY.

Dalam pemaparannya, Ananto menekankan pentingnya perubahan pola pikir sejak rumah tangga. “Delapan puluh persen persoalan sampah selesai jika ada kesadaran bersama. Keluarga adalah titik awal,” kata dia. Ia juga menjelaskan bahwa konsep sedekah sampah tidak hanya memberi nilai ekonomi, tetapi juga berdampak sosial karena hasilnya dialokasikan untuk kegiatan kemanusiaan.

Salah satu peserta, Rini Sutriasih, mengaku mendapat pemahaman baru. “Saya sadar sekarang bahwa sampah bisa jadi sarana ibadah sekaligus pemberdayaan ekonomi. Dari rumah, saya akan mulai membiasakan anak-anak memilah sampah dan mengurangi plastik sekali pakai,” ujarnya. (ihd)

Berita Terkait

Dukung Kewirausahaan Sosial, Lazismu UMY Resmikan Mami Mart Kedua
UMY Ajak Mahasiswa Kembali pada Nilai dan Idealisme di Era Digital
UMY Serukan Penghentian Kekerasan dan Penguatan Nilai Keluarga di Forum Internasional Türkiye
UMY Dorong ‘Inovasi Bernyawa’ Insinyur Muhammadiyah: Teknologi Selaras Nilai Moral dan Kemanusiaan
UMY Wajibkan Mahasiswa Belajar AI, Telkom Dukung Lahirnya 113.000 Talenta Digital 
UMY Dukung ‘Sleman Pintar’, Sinergi Kampus dan Pemkab Dorong Keterserapan Lulusan
UMY Dorong Legalitas UMKM, 77 Persen Masih Beroperasi di Sektor Informal
UMY Jadi Kampus Pertama di DIY Dampingi Program Koperasi Desa Merah Putih

Berita Terkait

Rabu, 29 Oktober 2025 - 10:40 WIB

Dukung Kewirausahaan Sosial, Lazismu UMY Resmikan Mami Mart Kedua

Selasa, 28 Oktober 2025 - 14:40 WIB

UMY Ajak Mahasiswa Kembali pada Nilai dan Idealisme di Era Digital

Senin, 27 Oktober 2025 - 12:22 WIB

UMY Serukan Penghentian Kekerasan dan Penguatan Nilai Keluarga di Forum Internasional Türkiye

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 14:46 WIB

UMY Dorong ‘Inovasi Bernyawa’ Insinyur Muhammadiyah: Teknologi Selaras Nilai Moral dan Kemanusiaan

Jumat, 24 Oktober 2025 - 17:48 WIB

UMY Wajibkan Mahasiswa Belajar AI, Telkom Dukung Lahirnya 113.000 Talenta Digital 

Berita Terbaru