JOGJAOKE.COM, Umbulharjo – Kota Yogyakarta dinilai berhasil menjaga kondusivitas keamanan dan ketertiban masyarakat pasca aksi massa yang berlangsung di sejumlah daerah Indonesia pada awal September lalu. Kondisi ini terlihat dari aktivitas pariwisata yang tetap ramai serta tingkat hunian hotel yang terjaga tinggi.
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Restuardy Daud, menyampaikan hal itu usai melakukan peninjauan di kawasan Malioboro, Kamis (11/9/2025). Ia menilai unjuk rasa yang berlangsung di Yogyakarta dapat berjalan damai tanpa mengganggu roda perekonomian.
“Kami tadi meninjau kawasan Malioboro dan sekitarnya, terlihat banyak wisatawan. Ini satu hal baik bagi perekonomian daerah. Artinya, penyampaian aspirasi masyarakat berlangsung damai dan kondusif, sementara kehidupan serta aktivitas ekonomi tetap terjaga,” ujarnya di Balai Kota Yogyakarta.
Restuardy menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Yogyakarta dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang membangun kolaborasi bersama masyarakat, termasuk tokoh warga dan satuan perlindungan masyarakat (satlinmas). Menurut dia, kearifan lokal seperti gerakan Jaga Warga menjadi modal sosial penting untuk menjaga ketertiban di tingkat lingkungan.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyebut ekosistem yang terbentuk di tengah masyarakat mendukung terciptanya situasi aman dan damai. “Kehidupan perekonomian masyarakat sebagian besar ditopang sektor wisata. Karena itu masyarakat secara natural menjadi pemrakarsa terciptanya kondisi tertib dan aman,” ujarnya.
Hasto menambahkan, upaya deteksi dini, pengendalian harga kebutuhan pokok, hingga cipta kondisi yang dilakukan bersama TNI dan Polri juga menjaga stabilitas. Lingkungan perguruan tinggi di Yogyakarta, kata dia, turut berperan dengan mengedepankan pendekatan humanis dan persuasif.
“Semangat gotong royong dan gandeng gendong membuat semua pihak merasa memiliki tujuan yang sama, yakni menjaga Yogyakarta tetap nyaman, aman, dan sejahtera,” kata Hasto. (ihd)






