JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang menyentuh komunitas diaspora Indonesia.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMY, Dr. Diah Setyawati Dewanti, S.E., M.Sc., Ph.D., memperkenalkan seni ramah lingkungan ecoprint kepada Komunitas Gelin Indonesia Ankara dalam sebuah lokakarya di ruang pertemuan KBRI Ankara, Turki, Minggu (26/10/2025).
Kegiatan ini dirancang untuk memberdayakan para anggota Komunitas Gelin –para istri warga negara Indonesia yang menikah dengan warga Turki– melalui pelatihan seni berbasis alam yang dapat membuka peluang ekonomi keluarga.
“Ecoprint mudah diterapkan, ramah lingkungan, dan bisa dilakukan dengan bahan-bahan yang tersedia di sekitar. Di Turki banyak daun dan bunga dengan warna alami khas seperti merah, ungu, hingga pink,” ujar Diah saat diwawancarai secara daring, Kamis (30/10/2025).
Ia menjelaskan, teknik ecoprint bukan sekadar seni visual, tetapi juga sarana pemberdayaan ekonomi keluarga. Kain, tas, atau pakaian lama dapat disulap menjadi produk baru bernilai jual tinggi.
“Kalau orang Jawa bilang blurek, baju lama bisa dipercantik lagi dengan warna alami dari bunga dan daun. Hasilnya bisa dipakai sendiri atau dijual,” tambahnya.
Lokakarya yang berlangsung selama tiga jam itu diawali sesi edukasi bertema “Membangun Keluarga Tangguh di Perantauan”, dilanjutkan praktik langsung membuat ecoprint dengan bahan alami khas Turki.
Menurut Diah, kegiatan tersebut menjadi ruang bagi para perempuan diaspora untuk tetap produktif, sehat, dan kreatif di tengah kehidupan jauh dari tanah air. “Mereka perempuan tangguh yang membangun keluarga di negeri orang. Melalui ecoprint, kami ingin hadir memberi semangat dan kemandirian,” ujarnya.
Ia menilai, kolaborasi budaya Indonesia dan Turki tampak dalam hasil karya peserta yang memadukan kekayaan alam dua negara.
“Kalau di Indonesia biasanya daun jati atau ketapang, di sini justru daun khas Turki yang digunakan. Hasilnya unik dan memiliki nilai seni tersendiri,” katanya.
Melalui program ini, UMY berharap semangat pengabdian masyarakat yang menjadi jati diri kampus dapat terus menjangkau masyarakat global.
“Kami ingin membawa semangat Empowering Society UMY hingga ke komunitas diaspora Indonesia di berbagai belahan dunia,” pungkas Diah. (ihd)






