JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Pemerintah Kota Yogyakarta terus memperkuat upaya pencegahan stunting melalui kegiatan skrining kesehatan anak nasional yang menitikberatkan pada deteksi dini tumbuh kembang serta penilaian status gizi anak prasekolah. Langkah ini dinilai efektif menekan angka stunting baru di wilayah tersebut.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, kegiatan skrining menjadi bagian penting dari strategi pemerintah untuk memastikan setiap anak mendapat pemantauan tumbuh kembang secara rutin.
“Fokus kami ialah mencegah munculnya stunting baru. Syukurlah, prevalensi stunting di Kota Yogyakarta telah menurun menjadi 10,49 persen, dengan tingkat keberhasilan mencapai 70 persen,” ujar Hasto dalam keterangan di Jakarta, Senin (27/10/2025).
Sebanyak 1.200 anak usia prasekolah mengikuti pemeriksaan tumbuh kembang dan penilaian status gizi dalam rangkaian kegiatan Festival Sehat Ceria Si Kecil yang diinisiasi Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan K-24 Group dan Sarihusada. Kegiatan berlangsung di Taman Pintar Gondomanan, disertai pemberian Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) bagi anak di atas satu tahun yang terindikasi stunting sesuai rekomendasi dokter.
Menurut Hasto, keberhasilan Yogyakarta dalam menurunkan angka stunting di bawah target nasional 2025 sebesar 18,8 persen tidak lepas dari kolaborasi berbagai pihak, mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah daerah, hingga masyarakat. “Pencegahan perlu dimulai sejak fase pranikah melalui prakonsepsi dan pemenuhan nutrisi seimbang. Untuk ibu hamil dan anak di atas dua tahun, konsumsi susu dan nutrisi penting harus dijaga. Pemeriksaan rutin membantu mendeteksi dini bila ada masalah tumbuh kembang,” ujarnya.
Pemkot Yogyakarta berharap kolaborasi lintas sektor semacam ini dapat terus diperluas agar semakin banyak pihak terlibat dalam upaya menekan angka stunting di Indonesia.
CEO K-24 Group Gideon Hartono menambahkan, pelaksanaan skrining di Yogyakarta merupakan bagian dari komitmen memperluas akses layanan kesehatan dasar bagi keluarga di berbagai daerah. Skrining meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, serta konsultasi dengan dokter anak dan ahli gizi.
“Kami ingin memastikan setiap keluarga memiliki akses terhadap deteksi dini dan edukasi gizi yang memadai. Pencegahan stunting tidak bisa hanya bergantung pada pengobatan, tetapi harus dimulai dari kesadaran sejak awal,” kata Gideon. (ihd)






