JOGJAOKE.COM, Umbulharjo – Pemerintah Kota Yogyakarta memperluas pelaksanaan program Sekolah Sehat Jiwa (SSJ) sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan peduli terhadap kesehatan mental. Tahun 2025, kegiatan orientasi SSJ digelar di empat sekolah dengan melibatkan guru bimbingan konseling (BK), guru usaha kesehatan sekolah (UKS), serta perwakilan siswa.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr. Iva Kusdyarini, menjelaskan bahwa SSJ merupakan implementasi dari Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 80 Tahun 2024 tentang Rencana Aksi Daerah Upaya Kesehatan Jiwa 2024–2028.
“Melalui program ini, guru dan siswa dibekali pengetahuan dasar kesehatan jiwa, keterampilan deteksi dini masalah psikologis, hingga kemampuan memberikan konseling sederhana serta melakukan rujukan ke guru BK atau psikolog puskesmas,” ujarnya, Senin (29/9/2025).
Program SSJ tahun ini menyasar SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Kanisius Gayam, dan MTs Mu’allimat. Sebelumnya, sejak 2023, program serupa telah dilaksanakan di empat sekolah perintis, yakni SMP Negeri 3, SMP Negeri 7, SMP Taman Dewasa Jetis, dan SMP Bopkri 3. Orientasi SSJ 2025 berlangsung 8–11 September dengan peserta 42 orang yang terdiri atas guru dan siswa.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinas Kesehatan, Lana Unwanah, menambahkan SSJ dijalankan melalui dua pendekatan. Pertama, pelatihan guru dan siswa yang berperan sebagai agen teman sebaya dalam mendeteksi dan merespons masalah psikologis. Kedua, penguatan peran guru UKS, guru BK, dan jejaring puskesmas dalam upaya pencegahan serta penanganan awal.
“Dengan adanya program ini, sekolah diharapkan menjadi tempat belajar yang sehat dan responsif terhadap kesehatan jiwa siswa, termasuk dalam mencegah perundungan (bullying) yang masih marak,” ujarnya.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, tingkat depresi remaja mencapai 2 persen, namun baru 10,4 persen yang mencari pengobatan. Melalui SSJ, Pemerintah Kota Yogyakarta berharap masalah kesehatan jiwa dapat terdeteksi sejak dini dan ditangani secara tepat. (ihd)






