JOGJAOKE.COM, Indramayu — Senin pagi, awal September, suasana Kelurahan Paoman yang biasanya lengang berubah mencekam. Aroma tanah basah tercium kuat ketika warga bergotong-royong menggali sebuah liang. Dari sana, lima jenazah satu keluarga muncul bergantian, terbungkus kain seadanya.
Rasa syok bercampur pilu menyelimuti warga. Mereka tak menyangka keluarga yang dikenal ramah itu berakhir tragis. Sachroni (76), anaknya Budi Awaludin (40), menantu Euis Juwita Sari (37), serta dua cucunya, Ratu Khairunnisa (7) dan Bela (10 bulan), ditemukan terkubur dalam satu liang. Dalam waktu singkat, berita itu menyebar ke seluruh Indramayu.
“Tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Mereka keluarga yang biasa saja, baik dengan tetangga,” tutur seorang warga Paoman yang turut menyaksikan proses evakuasi.
Duka semakin terasa ketika jenazah dibawa ke Desa Sindang untuk dimakamkan, Rabu (3/9/2025). Tangis pecah mengiringi pemakaman lima keranda. Beberapa kerabat tak kuasa berdiri, dipapah tetangga yang berusaha menguatkan.
Di balik tragedi ini, polisi bergerak cepat. Dua pelaku, berinisial R dan P, berhasil ditangkap di Kedokan Bunder pada Senin (8/9) dini hari. Keduanya sempat melarikan diri ke Jawa Tengah sebelum kembali lagi ke Indramayu. Penangkapan tidak berlangsung mulus karena pelaku melakukan perlawanan.
Hingga kini, motif pembunuhan masih misteri. Polisi menyebut hubungan pelaku dan korban hanya sebatas saling mengenal, bahkan salah satunya pernah bekerja bersama korban di sebuah bank. “Motif dan modus sedang kami dalami,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Indramayu, AKP Mochamad Arwin Bachar.
Di tengah proses hukum yang berjalan, warga Paoman masih sulit menghapus bayangan tragedi. Percakapan di warung kopi, jalan kampung, hingga grup pesan singkat selalu kembali ke pertanyaan yang sama: mengapa keluarga itu harus berakhir di liang yang sama? (ihd)