Empat Konfederasi Buruh Tak Turun Aksi, Jaga Kondusivitas Pasca Kericuhan

Selasa, 2 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea (Antara)

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea (Antara)

JOGJAOKE.COM, Jakarta — Empat konfederasi serikat pekerja di Indonesia sepakat menunda aksi unjuk rasa dalam waktu dekat. Keputusan itu diambil menyusul kericuhan yang terjadi pada aksi massa pekan lalu, yang berujung pada pembakaran dan penjarahan.

Empat konfederasi tersebut adalah Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Pembaruan, dan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI).

Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea, seusai bertemu Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/9/2025), menegaskan bahwa para pemimpin serikat telah memberi arahan kepada anggota untuk menahan diri. “Empat konfederasi buruh sepakat untuk tidak menurunkan massa dalam waktu dekat karena kami ingin menjaga kondusivitas, damai,” ujarnya.

Menurut Andi Gani, instruksi bersama itu telah dikeluarkan tiga hari lalu bersama Presiden KSPI Said Iqbal, Ketua Umum KSPSI Pembaruan Jumhur Hidayat, dan Presiden KSBSI Ely Rosita Silaban. Instruksi tersebut menegaskan buruh diminta bersiaga di tempat masing-masing, tetapi tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa. “Kami tidak akan tinggal diam apabila wilayah industri tempat buruh bekerja diganggu. Namun, demonstrasi damai tetap harus dijaga sebagai bagian dari ruang demokrasi,” kata Andi Gani.

Khusus bagi anggota KSPSI, ia menekankan pentingnya disiplin terhadap instruksi organisasi. “Saya imbau seluruh buruh dari KSPSI untuk menunggu instruksi, menghindari wilayah berbahaya, dan tetap taat pada komando,” lanjutnya.

Sementara itu, Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI Said Iqbal menambahkan, pihaknya belum berencana menggelar aksi dalam waktu dekat. Ia mengingatkan bahwa setiap aksi harus mengikuti prosedur hukum dan menjauhi kekerasan. “Kalau aksi dilakukan dengan cara anarkis, yang rugi kita semua,” kata Said Iqbal. (ihd)

Berita Terkait

Pemkot Yogyakarta Perkuat Skrining Kesehatan Anak, Cegah Stunting Sejak Dini
Eko Suwanto: Santri Garda Moral Bangsa, Penjaga Nasionalisme Indonesia
Ketua PKK Wiwiek Hargono Ajak Kader Wujudkan Gerakan PKK yang Tulus dan Berdampak
Pemprov Lampung Hadir di TEI 2025 sebagai Komitmen Menuju Ekonomi Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan
Yogyakarta Siapkan Pembangunan PSEL, Targetkan Olah 1.000 Ton Sampah per Hari
Pemkot Yogyakarta Perketat Pengawasan Pangan Segar di Pasar dan Ritel Modern
Gubernur Rahmat Dukung Pelestarian Adat Cangget Turun Mandei di Kedaton Buay Nuat
Batik Banten Unjuk Gigi di Indonesia International Modest Fashion Festival 2025

Berita Terkait

Senin, 27 Oktober 2025 - 13:36 WIB

Pemkot Yogyakarta Perkuat Skrining Kesehatan Anak, Cegah Stunting Sejak Dini

Rabu, 22 Oktober 2025 - 16:01 WIB

Eko Suwanto: Santri Garda Moral Bangsa, Penjaga Nasionalisme Indonesia

Kamis, 16 Oktober 2025 - 22:58 WIB

Ketua PKK Wiwiek Hargono Ajak Kader Wujudkan Gerakan PKK yang Tulus dan Berdampak

Rabu, 15 Oktober 2025 - 22:11 WIB

Pemprov Lampung Hadir di TEI 2025 sebagai Komitmen Menuju Ekonomi Daerah yang Tangguh dan Berkelanjutan

Senin, 13 Oktober 2025 - 20:20 WIB

Yogyakarta Siapkan Pembangunan PSEL, Targetkan Olah 1.000 Ton Sampah per Hari

Berita Terbaru