JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Sekretaris Komisi D DPRD Kota Yogyakarta, Solihul Hadi, mendorong penegasan identitas Kota Yogyakarta sebagai Kota Santri. Ia menilai, gagasan ini relevan dan strategis dalam menjaga keistimewaan Yogyakarta, terutama sumbu filosofis yang menghubungkan Tugu, Keraton, dan Panggung Krapyak.
Menurut Solihul, konsep kota santri bukan hal baru, melainkan bentuk penegasan kembali akar sejarah dan budaya yang telah lama hidup di Yogyakarta.
“Kota ini sejak dahulu memadukan nilai keislaman dengan kearifan lokal. Yogyakarta memiliki DNA sebagai kota santri,” ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, Rabu (22/10/2025).
Ia mencontohkan, Pondok Pesantren Krapyak yang berdiri di kawasan Panggung Krapyak menjadi salah satu pesantren tertua di Yogyakarta dan memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan Islam di Tanah Mataram.
“Sejarah Mataram Islam dan peran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam menjaga kebudayaan sekaligus menyebarkan syiar Islam menjadi bukti kuat jati diri Yogyakarta sebagai kota santri,” katanya.
Perpaduan Spirit Santri dan Budaya
Solihul menekankan bahwa makna berbudaya menjadi kunci dalam membangun karakter santri Yogyakarta. Menurut dia, santri tidak hanya harus menguasai ilmu agama, tetapi juga hidup selaras dengan nilai-nilai budaya adiluhung warisan leluhur.
“Jika perpaduan ini benar-benar dijalankan, santri di Yogyakarta tidak hanya memiliki kedalaman spiritualitas, tetapi juga keluhuran budi pekerti sebagaimana seorang budayawan,” ujarnya.
Karakter seperti itu diyakini dapat menjadi benteng utama dalam menghadapi degradasi moral dan tantangan sosial masa kini.
Solusi atas Masalah Sosial
Lebih lanjut, Solihul menilai bahwa semangat kota santri juga dapat menjadi solusi bagi masalah sosial di kalangan remaja, seperti kenakalan dan fenomena klitih.
Menurutnya, dengan menghidupkan kembali spirit santri, masjid dan langgar dapat menjadi pusat kegiatan positif anak muda, sementara ruang publik bisa diisi dengan festival seni dan budaya bernuansa Islami.
“Dengan menegaskan Yogyakarta sebagai kota santri, kami berharap kota ini tidak hanya maju secara fisik, tetapi juga kokoh secara spiritual dan mulia secara budaya,” tandasnya. (ihd)






