JOGJAOKE.COM, Jogja – Desa Jagalan, jantung sejarah Kerajaan Mataram Islam, kembali memikat perhatian publik melalui gelaran Pasar Lawas Mataram 2025 pada 26–28 September di halaman Masjid Besar Mataram.
Ketua Panitia Fauzan Baihaqi menegaskan, “Pasar Lawas Mataram bukan sekadar nostalgia, tetapi momentum memperkuat identitas budaya sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat.”
Dengan mengusung tema “Kebak Tanpa Luber”, panitia mengajak masyarakat memanfaatkan potensi budaya secara optimal tanpa berlebihan, sehingga keseimbangan sosial dan keaslian tradisi tetap terjaga.
Fauzan menambahkan, “Melalui acara ini, kami ingin memberdayakan UMKM lokal agar tumbuh berkelanjutan, sekaligus melestarikan kuliner, kesenian, dan kerajinan tradisional.”
Ia menekankan bahwa filosofi “Kebak Tanpa Luber” diterjemahkan ke dalam pengalaman kolektif yang hangat, lestari, dan bermanfaat.
Dengan kata lain, perhelatan ini dirancang sebagai ruang kreativitas masyarakat sekaligus sarana menjaga harmoni sosial yang bebas dari konflik.
Panitia juga mengajak warga sekitar menjadi pelaku utama, bukan sekadar penonton.
“Kami ingin warga sekitar menikmati manfaat ekonomi dari perhelatan ini,” tutur Fauzan penuh semangat.
Target tahun ini pun meningkat. “Tahun lalu, lebih dari 15.000 pengunjung hadir dengan omzet pedagang mencapai Rp400 juta. Tahun ini, target kami 25.000 pengunjung dengan potensi omzet lebih dari Rp650 juta,” ujarnya optimistis.
Selama tiga hari, pengunjung akan diajak bernostalgia melalui kuliner tradisional, permainan klasik, dan atraksi seni yang sarat edukasi.
Suasana tempo dulu dijanjikan menjadi daya tarik utama.
“Pasar Lawas Mataram bukan sekadar pasar, melainkan ruang untuk kembali merasakan kearifan lokal dan suasana kehidupan masyarakat zaman dulu,” ungkap salah satu panitia.
Bagi pecinta budaya dan kuliner, inilah kesempatan langka menikmati pengalaman unik sambil mengenang masa lalu dalam balutan budaya yang tetap lestari.(*)






