JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Peringatan Hari Ulan’g Tahun ke-269 Kota Yogyakarta menjadi ajang bagi pelajar untuk menyalurkan kreativitas sekaligus menumbuhkan kesadaran menjaga kebersihan dan budaya lokal.
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta menggelar Lomba Mural Pelajar bertema “Jogja Istimewah, Bersih dan Berbudaya”, yang berlangsung di sepanjang tembok jalan sekitar SMP Negeri 5 Yogyakarta pada 3–4 Oktober 2025.
Sebanyak 61 tim dari 43 sekolah di tingkat SMP/MTs serta SMA/SMK/MA berpartisipasi dalam kegiatan ini. Setiap tim terdiri dari maksimal lima siswa, dengan setiap sekolah dapat mengirimkan hingga tiga tim. Sebelas juri yang terdiri dari guru seni dan praktisi mural menilai karya berdasarkan tema, orisinalitas, komposisi, estetika, kebersihan, dan teknik.
Suasana lomba berlangsung meriah di bawah terik matahari. Para pelajar tampak antusias melukis di dinding panjang yang disediakan panitia. Warna-warna cerah berpadu dengan pesan moral yang kuat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mencintai kota.
Salah satu peserta, Misell dari SMP Negeri 5 Yogyakarta, mengungkapkan kegembiraannya mengikuti lomba tersebut. “Gemoy, karena seru sekali,” ujarnya sambil tersenyum di sela-sela mengecat dinding.
Sementara itu, kelompok dari SMP Negeri 9 Yogyakarta menghadirkan mural tokoh punakawan—Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong—yang digambarkan sedang membersihkan kota.
“Kami ingin menunjukkan bahwa menjaga kebersihan juga bagian dari budaya Jogja,” kata Aifarazka Arumi Hanika, siswi kelas VII yang menggagas konsep tersebut.
Kepala SMP Negeri 5 Yogyakarta, Siti Arina Pujiastuti, menilai lomba mural ini bukan sekadar kegiatan seni, melainkan bentuk pendidikan karakter bagi siswa.
“Anak-anak mengekspresikan cintanya kepada kota dan budaya lewat gambar. Karya mereka menjadi pengingat bagi masyarakat agar menjaga kebersihan dan kelestarian budaya,” ujarnya.
Koordinator juri, Purwanto, menambahkan bahwa mural menjadi medium edukatif yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan.
“Lewat mural, anak-anak belajar menyampaikan pesan positif dengan cara kreatif. Ini cara yang menyenangkan untuk menanamkan nilai kepedulian sosial,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya memperindah wajah kota, tetapi juga memperkuat karakter pelajar Jogja sebagai generasi yang peduli terhadap lingkungan dan budaya daerahnya. (ihd)