DPRD Dorong Program MBG Jadi Peluang Penguatan Ekonomi Petani DIY

Selasa, 16 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Komisi B DPRD DIY saat meninjau Kelompok Wanita Tani (KWT) di Sleman, beberapa waktu lalu. (Dok. DPRD DIY)

Komisi B DPRD DIY saat meninjau Kelompok Wanita Tani (KWT) di Sleman, beberapa waktu lalu. (Dok. DPRD DIY)

JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Wakil Ketua DPRD DIY, Budi Waljiman, menilai program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah pusat membuka ruang besar bagi penguatan ekonomi masyarakat pedesaan, khususnya kelompok tani.

DIY tercatat memiliki sekitar 380 titik dapur MBG dengan potensi anggaran mencapai Rp2,5 triliun per tahun. Menurut Budi, kebutuhan pasokan pangan untuk dapur tersebut dapat menjadi pasar baru bagi hasil pertanian lokal.

“Dapur-dapur itu butuh pasokan pangan. Ini kesempatan luar biasa bagi kelompok tani untuk ikut berperan. Jangan sampai peluang ini dikuasai pihak luar, sementara petani lokal hanya jadi penonton,” kata Budi, Minggu (14/9/2025).

Ia menambahkan, kelompok tani di DIY memiliki kapasitas besar untuk menjadi penopang program tersebut. Namun, konsistensi dan inovasi dalam menjaga produktivitas tetap dibutuhkan agar manfaatnya berkelanjutan. Orientasi pembangunan pertanian, menurut dia, seharusnya tidak hanya berhenti pada raihan penghargaan, melainkan menghasilkan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

“Banyak program sering terjebak mengejar prestasi, padahal yang penting adalah hasil nyata. Kelompok wanita tani dan kelompok tani lain harus terus berkembang, meningkatkan nilai tambah produk dan memperluas pasar,” ujarnya.

Budi juga mendorong petani memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jaringan pemasaran. Dengan cara itu, hasil pertanian lokal tidak hanya menjangkau pasar daerah, tetapi juga membuka peluang ke pasar nasional maupun global.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya isu ketahanan pangan sebagai bagian dari kedaulatan bangsa. “Jika pangan sudah berdaulat, kita tidak akan bergantung pada pihak mana pun. Indonesia punya lahan luas, tinggal bagaimana pengelolaannya dimaksimalkan. Saat ini kita bahkan sudah mampu surplus tanpa impor,” katanya.

Menurut Budi, kemandirian pangan menjadi dasar kekuatan negara. Tanpa pengelolaan yang baik, potensi sumber daya pertanian bisa terbuang sia-sia, padahal sektor ini menjadi penyangga utama kehidupan masyarakat. (ihd)

Berita Terkait

Forkomsanda DIY Perkuat Sinergi Keamanan Siber Daerah dalam Tanggung Jawab Kolektif
Sultan Yogya Pilih Tanpa Patwal: Saya Bisa Nyopiri Sendiri Kok
DPRD DIY Dorong Normalisasi Bendung Widoro untuk Pulihkan Irigasi Warga Candibinangun
Komisi A DPRD DIY Pantau Implementasi Perda Pendidikan Pancasila di Bantul
Pemda DIY Tak Naikkan Pajak, Eko Suwanto: Bentuk Nyata Gotong Royong Jaga Daya Beli Rakyat
TNI dan Rakyat Bersatu, Koramil Kaliwiro Tebar Kepedulian Sosial
Sinergi Hebat! Polres dan Pemkab Bantul Rayakan HUT TNI
Jokowi Temui Prabowo di Kertanegara, Bahas Isu Kebangsaan

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 08:31 WIB

Forkomsanda DIY Perkuat Sinergi Keamanan Siber Daerah dalam Tanggung Jawab Kolektif

Rabu, 15 Oktober 2025 - 08:13 WIB

Sultan Yogya Pilih Tanpa Patwal: Saya Bisa Nyopiri Sendiri Kok

Selasa, 14 Oktober 2025 - 14:11 WIB

DPRD DIY Dorong Normalisasi Bendung Widoro untuk Pulihkan Irigasi Warga Candibinangun

Selasa, 14 Oktober 2025 - 14:03 WIB

Komisi A DPRD DIY Pantau Implementasi Perda Pendidikan Pancasila di Bantul

Selasa, 14 Oktober 2025 - 09:44 WIB

Pemda DIY Tak Naikkan Pajak, Eko Suwanto: Bentuk Nyata Gotong Royong Jaga Daya Beli Rakyat

Berita Terbaru