Distribusi Lama, Makanan Dikhawatirkan Tidak Layak Konsumsi
JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Komisi D DPRD DIY mendesak pemerintah pusat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Salah satu sorotan utama ialah lamanya jeda antara proses pengolahan dan distribusi makanan, yang berpotensi membuat makanan tidak segar bahkan rusak sebelum dikonsumsi anak-anak.
Ketua Komisi D DPRD DIY, RB Dwi Wahyu, menilai sistem distribusi yang berlaku saat ini belum menjamin kualitas makanan. Padahal, tujuan utama program MBG adalah meningkatkan gizi anak. “Distribusi makan supaya segar itu harus ditinjau kembali. Jangan sampai makanan basi atau rusak ketika sampai ke anak-anak,” ujar Dwi Wahyu di DPRD DIY, Jumat (26/9/2025).
Ia menambahkan, berdasarkan kajian akademik, keamanan makanan tidak hanya ditentukan oleh bahan baku, tetapi juga proses pengolahan, penyimpanan, hingga pengantaran. “Ada jurnal menyebutkan, 70 persen makanan bisa jadi tidak aman karena prosesnya, bukan semata dari bahan bakunya. Tempat pengolahan yang tidak higienis pun dapat menjadi sumber penyakit,” kata Dwi.
Selain aspek distribusi dan pengolahan, Komisi D juga menyoroti keterbatasan sumber daya manusia yang bertugas dalam pengawasan program MBG. Dwi menilai, ke depan pengelolaan dapur MBG sebaiknya melibatkan sekolah secara langsung melalui dinas terkait agar kontrol mutu lebih optimal. (ihd)






