JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Sebanyak 10.000 warga Kota Yogyakarta mencatatkan sejarah baru dengan menabung sampah secara serentak di bank sampah, Sabtu (4/10/2025). Aksi kolosal ini diikuti 397 dari total 701 titik bank sampah di seluruh wilayah kota, sekaligus menjadi rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-269 Kota Yogyakarta.
Kegiatan yang dipantau langsung oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, dan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) melalui sambungan Zoom itu resmi tercatat sebagai rekor dunia penyetoran sampah anorganik terbanyak secara serentak.
“Kalau dapat MURI itu mungkin tidak berat, tapi mempertahankannya yang berat. Bank sampah ini harus menjadi instrumen perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah anorganik,” ujar Hasto seusai acara di Kantor DLH.
Menurut dia, kegiatan ini bukan sekadar mengejar pengakuan rekor, melainkan momentum perubahan budaya masyarakat. Ia menyebut aksi menabung sampah merupakan bagian dari rekonstruksi sosial untuk mengubah kebiasaan lama membuang sampah sembarangan.
“Dari budaya membuang sampah ke sungai, ke jalan, atau ke tempat umum, kita ubah menjadi budaya memilah dan menyetorkan sampah bernilai ekonomis ke bank sampah,” kata Hasto.
Hasto menilai kehadiran ribuan warga yang datang membawa kardus, kertas, hingga botol plastik menjadi simbol nyata bahwa perubahan sosial tengah berjalan. “Ini penanda bahwa proses rekonstruksi sosial itu terjadi, dan harus terus kita jaga,” ucapnya.
Meski rekor telah tercapai, Hasto menegaskan tantangan sesungguhnya baru dimulai. Ia berharap masyarakat dapat mempertahankan kebiasaan menabung sampah sebagai bagian dari gaya hidup. “Setelah ini, pekerjaan berat menanti. Mengubah mindset dan perilaku orang itu tidak mudah. Jadi, setelah rekor, kita harus bekerja lebih keras,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala MURI Semarang, Ari Andriani, menyebut capaian Yogyakarta ini sebagai rekor pertama di dunia dalam kategori penyetoran sampah ke bank sampah.
“Selama ini rekor bank sampah yang tercatat hanya dalam hal pengolahan. Namun untuk penyetoran serentak seperti ini, baru pertama kali terjadi,” kata Ari.
Ari menjelaskan, rekor tersebut awalnya diusulkan dengan target 10.000 peserta dan 200 titik bank sampah. Namun, pelaksanaannya melampaui ekspektasi dengan 397 titik partisipan aktif.
“Bank sampah ini adalah ide putra bangsa Indonesia. Karena itu, rekor ini tidak hanya dicatatkan sebagai rekor nasional, tetapi dikukuhkan sebagai rekor dunia,” ujarnya.
Ia menambahkan, gerakan kecil seperti menabung sampah di rumah dapat menumbuhkan inspirasi besar bagi kota-kota lain. “Dari langkah kecil lahir jejak besar yang menginspirasi. Ketika inspirasi dan tekad bersatu, langkah kecil mampu membawa pencapaian besar yang melampaui batas,” kata Ari. (ihd)