JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Pasokan beras premium di Kota Yogyakarta menurun signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi itu berdampak pada turunnya omzet distributor dan pedagang, serta memunculkan kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan di pasaran.
Potensi kelangkaan beras premium terungkap dalam inspeksi mendadak yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta di sejumlah titik, Kamis (28/8/2025). Salah satunya di gudang milik CV Sinar Mutiara Jogja.
Pemilik gudang, Deddy Kusuma, menyebut kondisi saat ini merupakan yang terberat sejak lima tahun terakhir. Dalam kondisi normal, stok beras di gudangnya bisa mencapai 100 ton. Namun, saat ini jumlahnya hanya tersisa sekitar 20 ton.
“Penjualan jadi tidak maksimal. Omzet menurun, itu pasti. Yang kita khawatirkan sekarang, nanti terjadi kelangkaan beras premium,” ujar Deddy.
Menurut dia, penurunan pasokan disebabkan sejumlah pabrik beras enggan memproduksi karena harga bahan baku gabah masih tinggi. Meski pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) gabah Rp 6.500 per kilogram, kondisi di lapangan belum terkendali.
Di pasaran, beras premium yang dipasok CV Sinar Mutiara Jogja dijual dengan harga Rp 14.900 per kilogram. Beras itu didistribusikan untuk kios, konsumen langsung, hingga mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Untuk pengusaha restoran, hotel, dan katering, mereka masih bergantung pada beras premium. Kalau pasokan terus berkurang, dampaknya bisa lebih luas,” kata Deddy.
Ia menambahkan, jika dalam situasi normal penjualan bisa mencapai 10 ton per hari, saat ini hanya berkisar 2 hingga 4 ton. Kemasan 5 kilogram pun terpaksa ditarik dari pasaran karena harganya sudah melampaui HET. (ihd)