Pasokan Beras Premium di Yogyakarta Menipis, Omzet Pedagang Turun Tajam

Kamis, 28 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jajaran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Yogyakarta memantau harga sembako utamanya beras di pasar
(Joke)

Jajaran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Yogyakarta memantau harga sembako utamanya beras di pasar (Joke)

JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Pasokan beras premium di Kota Yogyakarta menurun signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi itu berdampak pada turunnya omzet distributor dan pedagang, serta memunculkan kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan di pasaran.

Potensi kelangkaan beras premium terungkap dalam inspeksi mendadak yang dilakukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta di sejumlah titik, Kamis (28/8/2025). Salah satunya di gudang milik CV Sinar Mutiara Jogja.

Pemilik gudang, Deddy Kusuma, menyebut kondisi saat ini merupakan yang terberat sejak lima tahun terakhir. Dalam kondisi normal, stok beras di gudangnya bisa mencapai 100 ton. Namun, saat ini jumlahnya hanya tersisa sekitar 20 ton.

“Penjualan jadi tidak maksimal. Omzet menurun, itu pasti. Yang kita khawatirkan sekarang, nanti terjadi kelangkaan beras premium,” ujar Deddy.

Menurut dia, penurunan pasokan disebabkan sejumlah pabrik beras enggan memproduksi karena harga bahan baku gabah masih tinggi. Meski pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) gabah Rp 6.500 per kilogram, kondisi di lapangan belum terkendali.

Di pasaran, beras premium yang dipasok CV Sinar Mutiara Jogja dijual dengan harga Rp 14.900 per kilogram. Beras itu didistribusikan untuk kios, konsumen langsung, hingga mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Untuk pengusaha restoran, hotel, dan katering, mereka masih bergantung pada beras premium. Kalau pasokan terus berkurang, dampaknya bisa lebih luas,” kata Deddy.

Ia menambahkan, jika dalam situasi normal penjualan bisa mencapai 10 ton per hari, saat ini hanya berkisar 2 hingga 4 ton. Kemasan 5 kilogram pun terpaksa ditarik dari pasaran karena harganya sudah melampaui HET. (ihd)

Berita Terkait

UMY Dampingi UMKM Jamur di Sleman, Dorong Penguatan Ekonomi Lokal
Pakar UMY: Tarif Trump Ancam Ekspor Furnitur, Diplomasi Dagang Jadi Penentu 
MES DIY Dorong Generasi Muda Perkuat Ekonomi Syariah Digital
Sri Sultan Dorong Peningkatan Kapasitas Nelayan Pesisir Selatan, Fasilitasi Pemasaran Produk
DPRD DIY Tinjau Koperasi Merah Putih, Dorong Penguatan Ekonomi Kerakyatan
Masjid Jadi Pusat Pemberdayaan, 34 UMKM Tumbuh di Nurul Hidayah Jogja
Harga Sembako di Jogja Bergerak, Cabai Merah Naik, Beras Turun
Lahan Kosong di Kotagede Disulap Jadi Pertanian Terpadu dan Pengolahan Sampah

Berita Terkait

Jumat, 3 Oktober 2025 - 19:27 WIB

UMY Dampingi UMKM Jamur di Sleman, Dorong Penguatan Ekonomi Lokal

Rabu, 1 Oktober 2025 - 03:41 WIB

Pakar UMY: Tarif Trump Ancam Ekspor Furnitur, Diplomasi Dagang Jadi Penentu 

Selasa, 23 September 2025 - 19:59 WIB

MES DIY Dorong Generasi Muda Perkuat Ekonomi Syariah Digital

Selasa, 16 September 2025 - 10:45 WIB

Sri Sultan Dorong Peningkatan Kapasitas Nelayan Pesisir Selatan, Fasilitasi Pemasaran Produk

Selasa, 16 September 2025 - 09:27 WIB

DPRD DIY Tinjau Koperasi Merah Putih, Dorong Penguatan Ekonomi Kerakyatan

Berita Terbaru

Politik

Sinergi Hebat! Polres dan Pemkab Bantul Rayakan HUT TNI

Minggu, 5 Okt 2025 - 20:20 WIB