Lahan Kosong di Kotagede Disulap Jadi Pertanian Terpadu dan Pengolahan Sampah

Rabu, 3 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hasto bersama masyarakat Kampung Tegal Gendu berjalan kaki dari Masjid Al Mukmin ke lokasi lahan milik Pemkot Yogyakarta. (Joke)

Hasto bersama masyarakat Kampung Tegal Gendu berjalan kaki dari Masjid Al Mukmin ke lokasi lahan milik Pemkot Yogyakarta. (Joke)

JOGJAOKE.COM, Kotagede – Pemerintah Kota Yogyakarta akan mengembangkan pertanian terpadu (integrated farming) sekaligus pusat pengolahan sampah di lahan milik Pemkot di Tegal Gendu, Prenggan, Kotagede.

Lahan seluas sekitar 1.500 meter persegi yang selama ini terbengkalai akan disulap menjadi ruang produktif, sekaligus ruang terbuka hijau yang bisa dimanfaatkan publik.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyampaikan rencana ini setelah menerima aspirasi warga pada forum open house pekan lalu.

“Nanti kita bikin biopori di sini, olah sampah organik yang tidak berbau untuk memelihara maggot. Hasilnya bisa untuk pakan ikan, pupuk, dan mendukung demplot cabai, terong, atau pisang,” kata Hasto saat meninjau lahan di bantaran Sungai Gajah Wong, Selasa (2/9/2025).

Menurut Hasto, model pertanian terintegrasi semacam ini sudah diterapkan di Bausasran. Sampah organik rumah tangga dipilah, sebagian masuk ke biopori, sebagian lagi dimanfaatkan sebagai pakan maggot. “Dari sana lahir pupuk untuk pertanian dan pakan untuk ikan lele, tanpa menimbulkan bau,” ujarnya.

Sejalan Gerakan Mas Jos

Pengembangan lahan Tegal Gendu sejalan dengan gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas Jos) yang terus digencarkan Pemkot. Hasto menegaskan, pemilahan sampah dari rumah menjadi kunci agar pengelolaan berjalan efektif. Pemkot juga akan memetakan lahan aset lain yang belum termanfaatkan untuk model serupa.

Ketua Kampung Tegal Gendu, Arif Purwaning Cahyo, menyebutkan, lahan itu awalnya direncanakan sebagai ruang terbuka hijau. Namun rencana batal karena efisiensi anggaran.

“Warga sempat bersih-bersih lewat program padat karya, lalu muncul ide agar bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Usulan ini lalu diteruskan ke wali kota,” kata Arif.

Warga, kata Arif, menyambut baik rencana pertanian terpadu. Meski begitu, ia berharap ada sosialisasi lebih lanjut untuk memastikan pengolahan sampah tidak berdampak negatif.

“Tadi dijelaskan tidak ada bau, tapi warga tetap perlu melihat contoh agar yakin,” ujarnya.

Sebelum peninjauan, Hasto bersama jajaran Pemkot mengikuti salat subuh berjamaah di Masjid Al-Mukmin Tegal Gendu. Pada kesempatan itu, Bank BPD DIY dan Baznas Kota Yogyakarta juga menyerahkan bantuan tali asih kepada takmir masjid. (ihd)

Berita Terkait

UMY Dampingi UMKM Jamur di Sleman, Dorong Penguatan Ekonomi Lokal
Pakar UMY: Tarif Trump Ancam Ekspor Furnitur, Diplomasi Dagang Jadi Penentu 
MES DIY Dorong Generasi Muda Perkuat Ekonomi Syariah Digital
Sri Sultan Dorong Peningkatan Kapasitas Nelayan Pesisir Selatan, Fasilitasi Pemasaran Produk
DPRD DIY Tinjau Koperasi Merah Putih, Dorong Penguatan Ekonomi Kerakyatan
Masjid Jadi Pusat Pemberdayaan, 34 UMKM Tumbuh di Nurul Hidayah Jogja
Harga Sembako di Jogja Bergerak, Cabai Merah Naik, Beras Turun
Stok Beras Premium di Yogyakarta Turun, Penjualan di Pedagang Tertekan

Berita Terkait

Jumat, 3 Oktober 2025 - 19:27 WIB

UMY Dampingi UMKM Jamur di Sleman, Dorong Penguatan Ekonomi Lokal

Rabu, 1 Oktober 2025 - 03:41 WIB

Pakar UMY: Tarif Trump Ancam Ekspor Furnitur, Diplomasi Dagang Jadi Penentu 

Selasa, 23 September 2025 - 19:59 WIB

MES DIY Dorong Generasi Muda Perkuat Ekonomi Syariah Digital

Selasa, 16 September 2025 - 10:45 WIB

Sri Sultan Dorong Peningkatan Kapasitas Nelayan Pesisir Selatan, Fasilitasi Pemasaran Produk

Selasa, 16 September 2025 - 09:27 WIB

DPRD DIY Tinjau Koperasi Merah Putih, Dorong Penguatan Ekonomi Kerakyatan

Berita Terbaru

Politik

Sinergi Hebat! Polres dan Pemkab Bantul Rayakan HUT TNI

Minggu, 5 Okt 2025 - 20:20 WIB