TPA Piyungan Segera Tutup, Pemkot Yogyakarta Siapkan Skema Pengelolaan Sampah

Selasa, 9 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memberi arahan terkait pengelolaan sampah dalam kunjungan kerja ke Kemantren Kraton, Senin (8/9/2025). (Dok Pemkot Jogja)

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, memberi arahan terkait pengelolaan sampah dalam kunjungan kerja ke Kemantren Kraton, Senin (8/9/2025). (Dok Pemkot Jogja)

JOGJAOKE.COM, Yogyakarta — Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan pada Januari 2026 menjadi tantangan besar bagi Kota Yogyakarta yang setiap harinya menghasilkan sekitar 300 ton sampah. Dari jumlah itu, baru 190 ton yang dapat ditangani, sementara 110 ton sisanya belum tertangani.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengingatkan perlunya terobosan sejak dini agar persoalan sampah tidak menumpuk saat TPA resmi ditutup. Hal itu disampaikan dalam kunjungan kerja ke Kemantren Kraton, Senin (8/9/2025).

“Kalau tidak dikelola dengan benar, kita akan menghadapi krisis sampah. Karena itu, perlu ada langkah bersama mulai dari rumah tangga, kelurahan, hingga kota,” ujar Hasto.

Data hingga akhir Agustus 2024 menunjukkan, volume sampah di wilayah Kraton mencapai 10.834 ton. Dari jumlah itu, sekitar 70 persen atau 6,8 ton adalah sampah organik. Pemkot menargetkan sampah rumah tangga yang dibawa ke depo hanya berupa residu, sedangkan sampah organik diselesaikan di tingkat keluarga atau lingkungan.

Dalam rapat bersama perangkat Kemantren, Pemkot memutuskan penggunaan ember berkapasitas 25 kilogram sebagai metode pengolahan sampah organik basah. Setiap kelurahan di Kraton akan menerima 10 ember sebagai percontohan.

Selain itu, 43 gerobak sampah akan ditambah dan 12 kendaraan viar di kelompok tanggung jawab bersama (KTB) diberdayakan. Untuk memperkuat sistem, enam juru pemilah (jumilah) ditempatkan di depo sampah, serta 21 personel Satuan Polisi Pamong Praja disiagakan untuk mengawasi jalannya program.

Rapat dihadiri sejumlah pejabat, di antaranya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Rajwan Taufiq, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Sukidi, serta Kepala Bagian Tata Pemerintahan Subarjilan. Mereka diterima Mantri Pamong Praja, Forkompimtren, lurah, dan pejabat struktural Kemantren Kraton.

Langkah-langkah tersebut diharapkan menjadi bagian dari solusi jangka panjang menghadapi tutupnya TPA Piyungan sekaligus menggerakkan partisipasi warga dalam menjaga kebersihan lingkungan. (ihd)

Berita Terkait

UMY Gelar Student Fair 2025, Inovasi dan Penguatan Identitas Mahasiswa
UMY Terangi Bumi Perkemahan Wisata Gunungkidul dengan PLTS
Pemkot Yogyakarta Bentuk Tim Reaksi Cepat Jemput Sampah Rumah Tangga
Pemda DIY Ngebut, Uji Coba Bus Listrik Masuki Rute Ketiga, Layani Jombor-Malioboro
Pemkot Yogya dan Dunia Usaha Gotong Royong Bedah Rumah Warga
SD Muhammadiyah Danunegaran Galang Dana Renovasi, Wakil Wali Kota: Penting, Sekolah Nyaman
UMY Gagas Desa Wisata Zero Waste, Model Kelola Sampah Berbasis Komunitas
Sungai Bersih Wujudkan Falsafah Hamemayu Hayuning Bawono

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 21:50 WIB

UMY Gelar Student Fair 2025, Inovasi dan Penguatan Identitas Mahasiswa

Rabu, 1 Oktober 2025 - 03:12 WIB

UMY Terangi Bumi Perkemahan Wisata Gunungkidul dengan PLTS

Selasa, 23 September 2025 - 10:01 WIB

Pemkot Yogyakarta Bentuk Tim Reaksi Cepat Jemput Sampah Rumah Tangga

Senin, 22 September 2025 - 17:38 WIB

Pemda DIY Ngebut, Uji Coba Bus Listrik Masuki Rute Ketiga, Layani Jombor-Malioboro

Senin, 22 September 2025 - 17:20 WIB

Pemkot Yogya dan Dunia Usaha Gotong Royong Bedah Rumah Warga

Berita Terbaru