JOGJAOKE.COM, Jakarta — Gunung Dempo di Pagaralam, Sumatera Selatan, menunjukkan tren inflasi atau perubahan bentuk tubuh gunung menjadi lebih dan membesar dalam sepekan terakhir. Hasil pemantauan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengindikasikan adanya tekanan dari kedalaman dangkal yang masih aktif.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid di Jakarta, Selasa (19/8/2025), menyebut inflasi terjadi pada sektor barat Gunung Dempo. Temuan itu bertepatan dengan erupsi freatik pada Selasa pagi pukul 07.48 WIB, yang memuntahkan kolom erupsi setinggi 1.300 meter di atas puncak. Asap erupsi berwarna putih tebal condong ke arah selatan.
”Pengamatan deformasi dengan metode GNSS dan tiltmeter menunjukkan tren inflasi tubuh gunung. Artinya, tekanan dari kedalaman dangkal masih berlangsung,” ujar Wafid.
Aktivitas Meningkat
Data pos pemantauan gunung api di Pagar Alam mencatat sejumlah aktivitas kegempaan pada periode 1—18 Agustus, meliputi: 40 kali gempa hembusan, 2 kali gempa terasa dengan skala I—II MMI, 10 kali gempa tektonik jauh, serta getaran tremor menerus dengan amplitudo 0,5—10 mm, dominan 5 mm.
Badan Geologi menetapkan status aktivitas Gunung Dempo tetap berada pada Level II (Waspada).
Rekomendasi Keselamatan
Dengan status tersebut, masyarakat, pendaki, dan wisatawan diimbau tidak mendekati Kawah Marapi dalam radius 1 kilometer. Sementara pada sektor utara, warga diminta menjauhi area sejauh 2 kilometer dari bukaan kawah.
Wafid mengingatkan erupsi freatik dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala vulkanik yang jelas. “Kewaspadaan harus dijaga karena potensi lontaran material dan gas berbahaya tetap ada,” ujarnya.
Badan Geologi menegaskan akan terus melakukan pemantauan aktivitas, penilaian bahaya, serta sosialisasi kepada masyarakat. Informasi perkembangan Gunung Dem)o dapat diakses melalui aplikasi resmi maupun pos pemantauan gunung api di Kota Pagaralam. (ihd)